Beranda | Artikel
Persaksian Dari Allah Bagi Orang Yang Berilmu
Selasa, 21 Januari 2020

Bersama Pemateri :
Ustadz Abdullah Taslim

Persaksian Dari Allah Bagi Orang Yang Berilmu adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Keutamaan dan Kemuliaan Ilmu. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abdullah TaslimM.A. pada 15 Rabbi’ul Tsani 1441 H / 12 Desember 2019 M.

Ceramah Agama Islam Tentang Persaksian Dari Allah Bagi Orang Yang Berilmu

Persaksian dari Allah bagi orang yang berilmu. Dan yang dipersaksikan adalah hal yang berkaitan erat dengan inti keimanan mereka. Yaitu persaksian dari Allah tentang syahadat atau tauhidnya orang-orang yang berilmu. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

شَهِدَ اللَّـهُ أَنَّهُ لَا إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ ۚ لَا إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ ﴿١٨﴾

Allah mempersaksikan -dan persaksian Allah pasti benar- bahwasannya tidak ada yang patut disembah dengan benar selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan malaikat juga mempersaksikan -makhluk-makhluk yang selalu taat kepada Allah, ini juga persaksiannya juga pasti benar-, kemudian orang-orang yang berilmu di kalangan manusia -Allah memilih orang-orang yang berilmu- juga mempersaksikan, tidak ada yang patut disembah dengan benar selain Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Maha Perkasa lagi Maha Sempurna hukum dan hikmahNya.” (QS. Ali Imran[3]: 18)

Segi keutamaan ilmu yang pertama, disebutkan oleh Ibnul Qayyim Rahimahullahu Ta’ala dalam pembahasan ini berdasarkan ayat Al-Qur’an yang mulia ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengakui persaksian orang-orang yang berilmu untuk mempersaksikan sesuatu yang paling agung kedudukannya, yaitu tauhid. Tidak ada yang lebih mulia daripada kalimat tauhid, Laa Ilaaha Illallah. Menetapkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala satu-satunya yang benar untuk disembah, segala sembahan selian Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah kerusakan dan keburukan. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengambil dikalangan manusia untuk mempersaksikan sesuatu yang sangat besar ini, yaitu tauhid dan Allah hanya mengambil orang-orang yang berilmu, yaitu yang memahami petunjuk agamaNya.

Maka ayat ini menunjukkan keutamaan ilmu dan orang-orang yang berilmu. Kenapa ini dikatakan keutamaan dan kemuliaan?

Pertama, Allah mengambil persaksian mereka tanpa golongan manusia yang lain, hanya orang yang berilmu yang diambil persaksiannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala gandengkan dengan malaikat, seandainya mereka tidak punya keistimewaan maka mereka tidak akan mungkin dimuliakan. Jadi ini menunjukkan adalah keutamaan dan kemuliaan orang yang berilmu.

Kedua, digandengkannya persaksian orang-orang yang berilmu dengan persaksian Allah. Allah mempersaksikan, kemudian Allah menyebutkan malaikat dan di kalangan manusia orang-orang yang berilmu. Bahkan menggunakan satu kata kerja “syahida“. Digandengakannya persaksian Allah yang pasti benarnya dengan persaksian makhluk-makhlukNya, menunjukkan ini pengakuan akan benarnya persaksian para makhluk tersebut.

Ketiga, digandengkannya persaksian orang-orang yang berilmu dengan persaksian para malaikat, makhluk-makhluk Allah yang selalu taat kepadaNya.

لَّا يَعْصُونَ اللَّـهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

Mereka tidak pernah mendurhakai Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam apa yang Allah perintahkan dan selalu melakukan apa yang Allah perintahkan.” (QS. At-Tahrim[66]: 6)

Ini menunjukkan kemuliaan orang yang berilmu karena digandengkan persaksiannya dengan persaksian makhluk-makhluk Allah yang selalu taat, yang selalu melaksanakan perintahNya.

Keempat, didalam kandungan ayat diambilnya persaksian orang-orang yang berilmu ini berarti terdapat rekomendasi dari Allah kepada mereka, terdapat pujian dan pengakuan akan benarnya akhlak mereka, benarnya iman mereka, benarnya pemahaman dan pengamalan agama mereka. Jadi Allah Subhanahu wa Ta’ala merekomendasikan orang-orang yang berilmu karena sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan mengambil persaksian dari makhlukNya kecuali orang-orang yang terpercaya, orang-orang yang memang membawa, memahami dan mengamalkan. Makanya Allah mengambil persaksian malaikat karena mereka bisa dipercaya dan selalu taat kepada Allah, kemudian Allah mengambil orang-orang yang berilmu.

Hal ini juga ditunjukkan buktinya dalam sebuah hadits yang shahih dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, hadits ini dikumpulkan bebagai jalurnya oleh sebagian dari para ulama, termasuk Syaikh Ali Hasan sendiri yang beliau simpulkan hadits ini adalah hadits yang shahih dari berbagai jalurnya, juga oleh Syaikh Al-Albani Rahimahullah sebelumnya dinyatakan sebagai hadits yang hasan atau shahih. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda menyebutkan makna ini:

يَحْمِلُ هَذَا الْعِلْمَ مِنْ كُلِّ خَلَفٍ عُدُولُهُ يَنْفُونَ عَنْهُ تَحْرِيفَ الْغَالِينَ، وَانْتِحَالَ الْمُبْطِلِينَ، وَتَأْوِيلَ الْجَاهِلِينَ

“Akan membawa ilmu agama dari setiap generasi adalah orang-orang yang terpercaya, mereka akan membersihkan dari agama ini upaya untuk menyelewengkan makna Al-Qur’an dan Sunnah dari orang-orang yang melampaui batas, mereka akan membersihkan dari agama ini kedustaan yang dilakukan oleh orang-orang yang ingin merusak agama, juga pentakwilannya orang-orang yang jahil.”

Ini adalah rekomendasi. Yang akan membawa ilmu agama dengan sebenarnya, dia akan menyampaikan ilmu, menyampaikan Al-Qur’an dan Sunnah dengan pemahaman Salaf, adalah orang-orang yang bisa dipercaya saja. Mereka akan mengkritik hal-hal yang salah tentu dengan cara yang baik. Mereka akan meluruskan pemahaman yang salah di masyarakat dengan cara yang lemah-lembut, mereka akan membersihkan dari agama ini upaya untuk menyelewengkan makna dalil-dalil dari Al-Qur’an dan Sunnah dari orang-orang yang melampaui batas.

Inilah tugasnya orang-orang yang berilmu, makanya mereka direkomendasikan, dipuji oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala karena ilmu itu tentu saja ilmu yang bermanfaat akan meluruskan akhlak orang yang mempelajarinya yang kemudian dengan sebab itu dia akan bisa memperbaiki orang lain dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dibawakan sebuah kisah dari ulama yang terdahulu oleh Imam Ibnul Qayyim Rahimahullahu Ta’ala, ini dinukil dari kitab Syarafu Ashabil Hadits tulisan Al-Imam Al-Khatib Al-Baghdadi Rahimahullahu Ta’ala Rahimahullahu Ta’ala. Imam Muhammad bin Ahmad bin Ya’qub bin Syaibah Rahimahullah mengatakan, aku pernah melihat seseorang menggugat seseorang dihadapkan kepada seorang hakim Ismail bin Isyhaq di negeri kaum muslimin. Dia menuduhnya dengan suatu tuduhan. Maka sang hakim bertanya kepada orang yang dituduh, “Apakah itu betul?” Maka tentu dia mengingkarinya. Si hakim bertanya kepada penggungat, “Apakah kamu punya bukti/saksi dari tuduhanmu ini?” “Iya saya punya saksi, Fulan dan Fulan” Maka hakim ini berkata, “Adapun si Fulan yang pertama, dia adalah termasuk saksi yang saya terima persaksiannya. Adapun si Fulan yang kedua, maka ini bukan termasuk saksi yang saya terima persaksiannya.” Maka orang ini kaget dan berkata, “Bagaimana Anda wahai hakim bisa mengenalnya?” Maka hakim ini berkata, “Saya mengetahui karena dia menulis hadits, dia adalah orang yang rajin menuntut ilmu hadits.” Orang yang menuduh itu berkata, “Bagaimana bisa sekedar dia menulis ilmu hadits saja kamu mengenal dan mengakui dia?” Maka hakim ini berkata, “Karena aku tidak mengetahui orang yang menulis hadits kecuali orang itu adalah orang yang baik. Karena Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Akan membawa ilmu agama ini dari setiap generasi hanya orang-orang yang terpercaya diantara mereka, orang-orang yang bisa diterima persaksiannya di antara mereka.”

Simak menit ke-18:56

Dengarkan dan Download MP3 Kajian Tentang Persaksian Dari Allah Bagi Orang Yang Berilmu



Artikel asli: https://www.radiorodja.com/48130-persaksian-dari-allah-bagi-orang-yang-berilmu/